Keunikan Pantai Sari Ringgung di Teluk Lampung

Nabilah Shafira Milenianti
5 min readMay 5, 2021

--

Sejak kecil aku memang suka berlibur di pantai. Lahir di Makassar dan besar di Batam sering membuatku berkunjung ke pantai di waktu luang. Kulitku sampai menghitam saking seringnya bermain di pantai. Bahkan kakakku mengatakan bahwa aku seperti anak melayu pantai.

Namun sejak 2010 aku pindah ke Bandung dan aku merindukan suasana hangat dan ramainya pantai. Selama di Bandung aku menjadi terbiasa dengan cuaca yang dingin sehingga aku menjadi mudah kepanasan apabila di tempat yang panas.

Kebetulan sekali kakakku yang kedua dipindahkan dinas ke Lampung dan ia mengajak aku dan keluarga untuk berlibur ke Lampung. Kakakku mengajakku ke salah satu pantai yang cukup menarik perhatianku. Nama pantai tersebut Pantai Sari Ringgung. Aku merasa senang sekali karena sudah sekian lama aku merindukan suasana pantai. Saking senangnya aku lupa untuk berfoto diri disana. Aku hanya mengambil beberapa gambar suasana pantainya saja

Suasana Laut di Pantai Sari Ringgung pada Juni 2018

Hal yang menarik disana adalah setiap objek wisata diberi ornamen siger yang merupakan simbol dari kota Lampung.

Kunjunganku di Pantai Sari Ringgung pada tahun 2018 cukup singkat. Namun kabar baiknya adalah, pada Desember 2019 aku mengunjungi kembali Pantai Sari Ringgung lagi! Aku kembali lagi hanya bersama orang tua dan teman-teman orangtuaku karena ada acara trip dari Bandung ke Palembang dan singgah di Lampung.

Aku melihat bahwa pada tahun 2019 ini pantainya lebih ramai dibandingkan sebelumnya. Aku sangat ingin bermain di lautnya namun pakaianku tidak memungkinkan untuk bermain di laut.

Suasana Pantai Sari Ringgung pada Desember 2018
Masjid Terapung Pantai Sari (Sumber : lampung.tribunnews.com)

Terdapat objek menarik juga di Pantai Sari Ringgung yakni Masjid Terapung! Namun aku tidak sempat berkunjung ke masjid terapungnya sehingga tidak dapat mendokumentasinya. Namun disini aku cantumkan fotonya bagi yang penasaran dengan masjidnya!

Menarik sekali melihat bahwa suatu masjid dapat didirikan di tengah laut. Masjid ini sudah berdiri sejak 2006!! Keren banget. Untuk mengunjungi masjid ini, kita dapat menggunakan perahu motor. Apakah pembangunan ini mudah dilakukan padahal kondisi gelombang laut selalu bergerak berbeda dengan kondisi tanah yang diam. Setelah menyelidiki dari beberapa sumber, aku menemukan beberapa informasi mengenai laut dan bangunan ini.

Pantai Sari Ringgung ini terletak di pesisir Teluk Lampung. Letak masjid ini kurang lebih 2 km dari bibir pantai dan dapat menampung 200 jamaah. Masjid ini tidak mempunyai tiang atau pondasi yang tertanam di dasar, namun terdapat drum plastik berukuran besar yang berperan sebagai pelampung. Masjid ini dibangun bertujuan sebagai tempat beribadahnya para nelayan yang sedang menangkap ikan.

Lalu bagaimana sih kondisi oseanografinya?

Seperti yang telah aku sebutkan sebelumnya, masjid apung ini berada di Teluk Lampung. Salah satu jurnal melakukan penelitian pasang surut pada suatu stasiun pasut di Teluk Lampung. Diperoleh oleh Sianturi, dkk (2013) bahwa tipe pasang surut di Teluk Lampung adalah tipe campuran condong harian ganda, dapat dilihat dari perhitungan Formzahlnya sebesar 0.47 dengan nilai MSL 175 cm, HHWL 260 cm, dan LLWL 89 cm. Batimetri terdalam di Teluk Lampung pun paling dalam sebesar 28 meter dan kedalaman ini semakin berkurang ke arah utara teluk. Teluk ini termasuk ke dalam perairan dangkal dengan memiliki kecepatan angin < 4 knot.

Kondisi perairan saat pasang perbani dan pasang purnamanya pun berbeda. Pada saat pasang perbani, kecepatan arusnya 0.06 hingga 0.08 m/s dengan elevasi 0.45 meter dan -0.3 meter. Saat pasang purnama, kecepatan arusnya sebesar 0.1 hingga 0.13 m/s dengan elevasi 0.7 meter dan -0.6 meter.

Menurut pemodelan dengan Delft 3D oleh Budiwicaksono, dkk (2013), kecepatan arus paling rendah pada saat musim barat saat pasang purnama sebesar 0.002858–0,0005 m/s dan saat surut purnama sebesar 0.0080–0,0085. Untuk kecepatan maksimum arus pada musim barat saat pasang purnama sebesar 0,0399–0,05255 m/s dan saat surut purnama sebesar 0,0319–0,04714 m/s.

Untuk musim timur, kecepatan arus paling rendah pada saat musim timur sebesar 0,00278–0,0058 m/s. Untuk kecepatan maksimum arus pada musim timur saat pasang purnama sebesar 0,0399–0,05255 m/s dan saat surut purnama sebesar 0,0404–0,0529 m/s.

Kondisi perairan Teluk Lampung ini lebih didominasi oleh pergerakan massa air yang bergerak ke dalam teluk pada saat pasang purnama. Sedangkan pada saat pasang perbani lebih didominasi oleh pergerakan massa air ke luar Teluk Lampung. Menurut Widhi, dkk (2013), pola arusnya lebih didominasi oleh arus pasang surut. Pola arus ini pun mempengaruhi aktivitas manusia dan juga perikanan.

Melihat dari kondisi oseanografinya, sangat memungkinkan untuk membuat pembangunan masjid apung lebih mudah karena pergerakan arusnya yang cukup rendah dengan kecepatan tertingginya adalah 0.13 m/s. Ditambah pula dengan kedalamannya lebih dangkal dikarenakan posisi masjid apung di Pantai Sari Ringgung ini lebih menuju ke arah utara teluk. Mungkin memang perlu diperhatikan kembali kondisi bangunannya karena masjid ini terbuat oleh kayu.

Pembangunan masjid apung ini menarik sekali terutama bagi para wisatawan. Semoga kedepannya semakin banyak pembangunan masjid apung seperti masjid apung di Pantai Sari Ringgung ini. Dan bagi teman-teman yang berlibur ke Lampung, sempatkan diri untuk mengunjungi Pantai Sari Ringgung untuk melihat masjid apung dan juga objek wisata lainnya seperti dermaga untuk ke Pulau Tegal dan Pantai Timbul!

Dan juga sebagai oseanografer, ayo kita lebih mengkritisi dan memahami kondisi perairan pada laut yang kita kunjungi. Dengan mengkritisi pun kita dapat berkontribusi ke depannya bagi laut kita!

Referensi :

Budiwicaksono, A. R., Subardjo, P., & Novico, F. (2013). Pemodelan Pola Arus Pada Tiga Kondisi Musim Berbeda Sebagai Jalur Pelayaran Perairan Teluk Lampung Menggunakan Software Delft3d. Journal of Oceanography, 2(3), 280–292.

Sianturi, O. R., Widada, S., Prasetyawan, I. B., & Novico, F. (2013). Pemodelan Hidrodinamika Sederhana Berdasarkan Data HIdro-Oseanografi Lapangan di Teluk Lampung. Journal of Oceanography, 2(3), 299–309.

Widhi, K. B., Indrayanti, E., & Prasetyawan, I. B. (2013). Kajian Pola Arus Di Perairan Teluk Lampung Menggunakan Pendekatan Model Hidrodinamika 2-dimensi Delft3d. Journal of Oceanography, 1(2), 169–177.

Artikel oleh Maspriel Aries, Shalat Jumat di Masjid Terapung Al-Aminah Benar-Benar Terapung dirilis pada 1 Maret 2020, diakses melalui https://ekbisnews.com/shalat-jumat-di-masjid-terapung-al-aminah-benar-benar-terapung/

--

--

No responses yet